Senin, 28 Oktober 2013

ME

ini adalah kisahku seorang anak lelaki yang dilahirkan dari keluarga yang biasa saja.
ayahku adalah seorang guru sd dan ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga biasa yang hanya mendidiku menjadi lelaki dewasa.
alkisah diceritakan.duileh udah kaya cerita dongen aje pake kata seperti itu ye kan?
hahaha.
balik ketopik ye? iye aje dah dari pada suram entaranye.
aku lahir 23 tahun 2bulan 22 hari yang lalu dari tanggal sekarang.
kehidupanku biasa aja sih seperti anak-anak kebanyakan, ya tapi gak kaya anak jaman sekarang yang bisa dikatakan lebih individual dari jaman aku dulu sebagai bocah.
coba bandingkan anak umur 6-10 tahun udah dijejelin game-game kaya angry bird dan lainnya sambil duduk manis tanpa ada interaksi dari teman sebayanya autis apa emang kemajuan teknologi? (entahlah).
lah dulu jamanku kecil anak seumuran kaya gitu paling top banget deh,
pulang kerumah udah bau matahari dan bau keringet, tau mereka habis bgapain? mereka main panas-panasan kaya ngebolang entah kemana sama teman-temannya.
kalo jaman sekarang udah gak pernah liat tuh bocah-bocah pada ngebolang kaya aku dulu.

masih inget banget waktu kelas 3 sd jualan buat jajan sekolah aja, cuma mau tau rasanya nyari duit itu kaya apa dan gimana sih.
pernah jualan pempek sama es mangkok tuh keliling daerah rumah sekitar buat jajahin itu jualan. waktu itu sekolah masih masuk siang masih ada yang namanya sekolah petang.jadinya pagi dari jam 8 sampe jam 11 buat jualan, nah jam setengah 12nya siap-siap deh buat sekolah kayanya kalo sekarang masih ada gak ya tulisan "petang" di SDN?
nyari duit ternyata nagihin banget tuh sampe-sampe aku keterusan dan naik kelas 4 coba ngamen sama jualan koran dilampu merah slipi(slipi arah tomang dan semanggi).
waktu kelas 4 ngamen sama jualan koran babeh gak tau tuh kalu aku kaya gitu taunya maen aja, namanya juga bocah jadi biarin dah main tapi inget waktu.
paling rame tuh kalo ngamen pas menjelang natal, para pengemudinya ngasihin makanan sm duit lumayan banget. yang biasa dulu kalo ngamen dikasih 100 ini dikasih 5000, jaman sekarang 100 perak masih laku ape ye???
pernah juga waktu pas ngamen dikasih buku kecil berwarna eh gak taunya bible gitu (konspirasi) aku mah gak ngerti waktu itu jadinya ya ambil dah tapi gak dibawa pulang.
ngamen tuh enak kita jual suara loh bukan minta-minta kaya pengemis sekarang yang entah dari daerah mana tuh makin banyak aja dijakarta. katanya sih penghasilan mereka sehari 250-300 ribu(data riset tahun 2013).
lanjut lagi ye ceitanye, (rehat)

Selasa, 25 Oktober 2011

Bersikap Tegas

Semua orang punya sifat, dari kejam, jahat, baik, pemarah, suka nangis, gampang iba, Tak tega’an, atau semuanya yang bisa tergolong sifat, tentunya sifat-sifat itu mempunyai bagian sendiri-sendiri atas dampak yang diciptakan dari tindakannya.

Nah kalau saya termasuk orang yang nga tegaan dan nga enakan, terkadang saya menggampangkan apa yang tak seharusnya, terkadang juga susah untuk berkata “TIDAK”.

Udah sering sahabat saya mengingatkan, “kamu itu yang tegas dikit jangan kayak gini!”. Dan seperti biasa saya akan menjawab, “yasudahlah, ga enak juga”.

bahwa sesungguhnya sikap itu adalah bentuk rasa yang merugikan diri sendiri, sifat itu adalah bentuk pasrah yang mungkin akan menyakiti dan merugikan diri sendiri.

kapan saya akan bisa merubah sifat ini, kapan saya bakal bisa berkata TIDAK, untuk sesuatu yang menurut saya salah, kenapa selalu rasa iba, kasian, dan tak tega mampu mendahului hati mulut yang seharusnya saya katakan tidak.

bukankah hidup ini sebuah pilihan, bukankah kamu adalah pilihanmu, kebiasaanmu, cara berfikirmu, tindakanmu, dan semuanya yang kamu lakukan, tak tega enggak harus selalu di lakukan.

seperti kata Pak Mario Teguh :

“Engkau yang tidak tegaan, sulit mengatakan tidak, dan tersiksa jika harus menolak yang tidak baik, sebetulnya sedang berlaku tidak tegas bagi kebaikanmu sendiri, yang akan menyiksamu dalam penyesalan. Karena, Tidak sampai hati menolak yang tidak baik, sama dengan sampai hati merusak hidupmu sendiri. Dan jika engkau sampai gagal, apakah mereka akan menolongmu? Ini hidupmu. Tegaslah. Katakan tidak!”


pas saya denger kata ini, jujur, saya merasa sedikit tersindir. Pengen bangkit trus semangat dan menolak sesuatu yang merugikan saya.

karena, tidak sampai hati menolak yang tidak baik, sama dengan sampai hati merusak hidupmu sendiri. Dan jika engkau sampai gagal, apakah mereka akan menolongmu?


yah, mereka tak menolong, mereka tak peduli, mereka diam dan pura-pura tak tau, mereka tak seperti saya yang akan menolong saya seperti saya menolongnya, karena mereka bukan saya!
this is my life and saya berhak untuk say no and haru belajar buat TEGAS!
bagaimana denganmu, apakah kamu udah bersikap tegas dengan dirimu sendiri ?
bersikap Tegas adalah pilihan, dan saya memilihnya, semoga bisa dan semakin pandai menyikapi tentang kehidupan, karena tak selamanya hidup adalah berkata “Iya”, masak di suruh masuk got juga bilang iya, saya jamin tu orang dah gila, dan saya gak akan membiarkan hidup saya jadi gila.

Kamis, 07 April 2011

Sebuah Renungan

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”,jawab ibu itu.” Wow… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.


Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya bu?? Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??”” Oh ya tentu ” si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu??” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses dipekerjaannya, sedang dia menjadi petani ?? “

Dengan tersenyum ibu itu menjawab,

”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah siapakah kamu tetapi apa yang sudah kamu lakukan"

Aku yang Tau ibuku Kuat

Hari ini telah beberapa tapak ku lalui untuk mencari hal yang baru.Banyak hal yang telah ku temui dari sebuah persimpangan jalan sampai kerumunan orang banyak yang tak pernah habisnya lalu-lalang berjibaku dengan kesibukannya sendiri.hari ini aku mendapatkan hal yang baru dari sebuah tempat yang baru.Pasar, ketika orang-orang sedang tidur dengan lelapnya di hiasi dengan mimpi indah dan hangatnya selimut,dan empuknya kasur kapuk.di pasar ini tidak pernah tidur, selalu saja ada kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli. Entah apa yang mereak jual belikan, entah itu barang bahan pokok atau yang lainnya. Hatiku tertegun dengan semangat para penjual yang tak pernah lelah tuk menjual segala kebutuhan pangan orang banyak.Diibaratkan lapak tempat jaualan mereka adalah rumah kedua buat penjual. Bayangkan saja ketika malam tiba sang ibu berjualan sedangkan anaknya terlelap pulas tidur. Simungil itu tertidur beralaskan kardus air mineral yang di hamparkan memanjang mengikiti panjang tubuh anak itu.Terlihat raut wajah lelah dari wajah sang ibu yang mungkin sudah dua hari tidak tidur demi berjualan.Gurat-gurat lelah dimatanya kian tampak ketika ia berbicara dengan pembeli.akan tetapi dia tetap fokus dengan barag jualannya yang ia jajakan di samping jalan yang bersandar dengan trotoar jalan.kerja keras yang dilakukan hanyalah untuk memberikan kebahagiaan sang buah hati tercinta menjadi anak emas yang hebat.Tak pernah dia rasakan dan mengeluh tetntang rasa lelah yang diembannya.setiap peluhnya selalu dia simpan dan memperlihatkan semangatnya kepada anaknya.Begitu besar pengorbanan seorang ibu.Ketika ayah telah tiada yang menjadi tulang punggung saat ini hanyalah ibu.Sedangkan buah hatinya baru berusia 8 tahun.

Seorang bocah pada umur seusianya pastinya sangat memerlukan kasih sayang seorang ibu.Akan tetapi ibu tidak pernah putus memberi perhatian kepada anaknya.saekarang sudah menunjukan pukul 3 pagi dimana ketika itu suasana pasar sangat ramai banyak transaksi perdagangan yang berlangsung dan ibu terlibat didalamnya.

love you mom....

Introduction

          Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah masih bisa ngebuat blog diwaktu yang senggang ini.semoga apa yang saya buat diblog saya ini bisa bermanfaat buat yang membaca.Khususnya buat saya sendiri.Sebenarnya sih ini hanya keisengan saya untuk membuat curhatan atau cerita sehari-hari saya yang selalu alami.Intinya sih ya seperti itu saja,dan saya berharap apa yang nanti saya tulis bisa membuat pembaca merasakan sesuatu yang mungkin belum di rasakan sebelumnya.

Terimakasih sebelumnya. semoga kawan-kawan terhibur